Resensi
Kumpulan Cerpen karya "Kuntowijoyo"
"Pelajaran Pertama bagi Calon Politisi
IDENTITAS BUKU
Pengarang:Prof. Dr. Kuntowijoyo
Penerbit: Kompas
Tempat Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 2013
Cetakan: Pertama, September
2013
Ukuran: 13cm x 19cm
Jumlah Halaman: XVIII + 150 halaman
ISBN 978-979-709-742-4
Harga: Rp. 36.000,
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negeri yang kaya akan
seni, budaya, sastra, sejarah, dan beragam kekayaan lainnya. Sastra dan sejarah
bila dikombinasikan mungkin menjadi subuah karya yang apik ditangan seorang
Kuntowijoyo. Penggemar buku sastra atau cerpen mungkin sudah banyak mengenal
siapakah Kuntowijoyo.
LATAR BELAKANG
PENGARANG
Prof. Dr. Kuntowijoyo adalah seorang sejarawan
yang menulis fiksi atau seorang novelis , penulis lakon, penulis cerpen yang
suka sejarah dan sangat produktif. Beliau
produktif menulis puisi, cerpen, dan novel sejak tahun 1960-an
hingga tahun 2000-an. Yang paling fenomenal dan paling
diingat para pemerhati serta pecinta sastra barangkali terpilihnya cerpen
Kuntowijoyo sebagai cerpen terbaik Kompas selama tiga kali berturut-turut.
Yaitu Laki Laki yang Kawin dengan Peri (1994),
Pistol Perdamaian (1995), dan Anjing-Anjing Menyerbu
Kuburan (1996). Hal tersebut mengantarkannya
meraih penghargaan Anugerah Kesetiaan Berkarya Bidang Penulisan Cerpen dari
harian Kompas (2002). Tidak hnaya penghargaan dalam negeri saja
tetapi penghargaan luar negeri seperti ASEAN Award & Culture (1997) dan SEW
Write award dari pemerintah Thailand (1999). Hal itu seakan menegaskan bahwa Kuntowijoyo adalah “sosok yang
lengkap.” Walaupun Kuntowijoyo telah dipanggil Sang Esa,
dan mungkin tiada akan lagi karya yang dia ciptakan. Tetaplah karya-karya
Beliau masih tetap harum dan tetap berguna untuk dibaca serta dipelajari
sepanjang masa.
GAYA PENGARANG
Kuntowijoyo mampu menyatukan
sejarah dan fiksi serta dikemas menjadi cerpen yang menarik dan mengandung pesan moral & kritik sosial
yang tersirat pada setiap cerpen beliau. Buku karya Kuntowijoyo ini terdiri
atas 15 Judul cerpen. Dari cerpen yang diterbitkan Kompas pada 24 april 1994
yang berjudul “Laki-laki yang Kawin dengan Peri” sampai karya cerpen
terakhirnya yang berjudul “RT 03 RW 22 Jalan Belimbing atau Jalan Asmaradana”
yang diterbitkan Kompas, 4 April 2004.
Kekhasan Pengarang
dengan penulisan bahasa Indonesia yang dituliskan juga terdapat di karya-karya
novel sebelumnya. Bahasa yang digunakan pengarang adalah bahasa percakapan,
colloqualism, yang sekaligus menunjukan
sebagai orang Jawa yang berbahasa Indonesia njawani. Setelah membaca buku ini
kita dapat merasakan kita seolah dibawa ke masa lalu dan diperlihatkan kondisi
dan problematika sosial masyarakat pada saat itu pada beberapa cerpen. Dan dari
kebanyakan cerita berlatar di jawa dan pelakunya yang terlibat Orang Jawa
meskipun ada yang berlatar di luar negeri.
PERBANDINGAN ISI BUKU DENGAN BUKU LAIN
Dibandingkan dengan
karya Linus Suryadi A.G, Pengakuan Pariyem , buku ini lebih banyak menyajikan
alih kode, dengan memasukan kata – kata jawa. Tetapi Kunto tak sepenuhnya
“mengekor” mereka. Dia memiliki caranya sendiri, misalnya kosong-song juga
misalnya ini ia dicium. Buku yang diciptakan oleh Kuntowijoyo ini memiliki
kekhasan yaitu menggunakan bahasa jawa dan “njawani”.
TEMA BUKU
Secara keseluruhan
tema dari buku ini yaitu tentang pelajaran hidup. Pelajaran hidup yang dimaksud
adlah pesan untuk orang-orang supaya bijaksana, sabar, pengorbanan, menghargai
orang lain, tidak meremehkan orang lain, tidak boleh menghalalkan segala cara
untuk mencapai sesuatu dan menjaga kepercayaan
orang lain.
KESAN TERHADAP BUKU
Buku ini menyajikan
kumpulan cerpen karya Kuntowijoyo yang dikerjakan dengan mengesankan. Meskipun
agak menggunakan istilah yang bisa dikatakan agak tinggi mengakibatkan agak
sedikit membingungkan. Tetapi secara keseluruhan buku ini cukup banyak
mengandung pesan moral yang baik.
ISI RESENSI
1.
SINOPSIS
Dari 15 judul cerpen yang menarik untuk
dibaca ada 3 cerpen yang unik. Resansator mengambil 3 cerita untuk dibahas
mewakili keseluruhan cerita
Pada
salah satu cerpen yang berjudul “Laki-Laki yang Kawin dengan Peri” yang
melukiskan tentang seseorang yang menikah dengan peri sementara hidupnya
disia-siakan oleh masyarakat. Lelaki itu
bernama Kromo busuk. Dia semula orang yang normal dan berkecukupan. Dia punya
sepetak sawah, mampu berkebun, memelihara ayam, menjual hasil kebun ke pasar,
serta mampu bertahan tanpa bergantung pada kebaikan pasar. Namun keadaan mulai
berubah saat malam pertamanya setelah menikahi gadis desa lain. Awalnya dia
sendiri yang menyadari bau busuk selanjutnya orang lain mengetahuinya dan
sampai akhirnya dia dikucilkan dan dia putus asa hingga dia berusaha ingin mati
dengan tidur di sawah yang berbatu yang diketahui angker. Sampai akhirnya di
sawah itu dia didatangi seorang peri yang diakuinya cantik. Menikahlah Kromo
dengan peri itu. Sampai suatu saat ada orang yang menanyakan walaupun Kromo
orang yang baik, dermawan, suka membantu, tidak pernah menyakiti orang lain,
mengapa orang lain tidak henti-hentinya mengucilkan dan menghina dia. Setelah
itu Kromo meninggal dunia dan terjadi pageblug di desa itu.
Ada juga cerpen yang berjudul Anjing-Anjing
yang Menyerbu Kuburan” yang mengisahkan seorang laki-laki yang ingin kaya
dengan cara mengamalkan ajaran sesat dari sang Guru. Mulai dari sulitnya
bertapa hingga misinya yang terakhir yang telah menantinya yaitu menggigit telinga manusia yang meninggal pada malam
Selasa Kliwon. Ahl itu dilakukan karena
dia ingin kaya mendapat kebahagiaannya dan kelurganya yang selalu hidup
kesusahan. Dimulai dari membaca mantera untuk menidurkan para penjaga, menabur
beras kuning di setiap 4 mata angin serta di tempat para penjaga. Dan dilanjutkan
menggali tanah kubur yang masih merah itu untuk mengangkat mayat kepermukaan
tanah dan segera menggigit telinga mayat itu. Kejadian itu bermula ketika dia
akan menggigit telinga mayat lalu muncul dua anjing di tengah kegelapan malam,
yang muncul bertambah banyak seiring semakin dia berusaha menggigit telinga
mayat itu serta memukuli anjing-anjing itu.
Dan juga cerita yang judulnya dijadikan cover
buku yaitu “ Pelajaran Pertama bagi
calon Politisi” yang mengisahkan politik
yang kotor di jaman pemerintahan
Soeharto. Menceritakan dua orang yang mencalonkan diri sebagai Kades
yaitu Pengusaha konveksi antara pensiunan TNI. Pengusaha Konveksi yang bernama
Sutarjo memakai lambang Padi dan lawannya pensiunan TNI memakai lambang
senapan. Mereka saling bersaing untuk berebut citra penduduk. Sutarjo meski
mencoba menarik perhatian rakyat dari saran penasihatnya untuk bertoleransi
mendekati kesyirikan, dan cara –cara lain yang bersifat religi seperti tahlil,
yasinan, pengajian akbar dan sarasehan tentang toleransi. Sedangkan lawanya menggunakan taktik lain
seperti mengundang tayub untuk berjoget bersama penduduk,wayngan dengan
waranggana yang cantik, menjanjikan sejumlah uang kepada para pemilih. Ditambah
lagi ada 2 masalah yang menguntungkan Senapan dan yang paling penting ia bekrja
sama dengan panitia untuk memberi nomor pada kartu pilihnya. Agar Senapan tau
siapa saja yang memilih Senapan dan memberi uang yang dijanjikan.Dengan cara
seperti itu akhirnya kubu Senapan memenangkan pemilihan itu. Dan Padi kecewa,
Sutarjo menghibur dirinya sendiri dan penasihatnya masih menyuruh Sutarjo untuk
rujuk dengan mengumpulkan kader kedua belah pihak, pimpinan Muspika, mahasiswa,
wakil-wakil pemuda. Meskipun di rapat ia mendapat dukungan, dan ketika mereka
diundang ke rumah sutarjo ternyata hanya orang – orang padi, Muspika, Lurah,
Camat, Danramil, Kapolsek yang hadir. Dan Senapan sudah menanti untuk mendaulat
supaya Muspika hadir di Balai desa.
2.
ULASAN BUKU
Dengan deskripsi
tentang detail baik suasana maupun tempat yang diceritakan dengan mengalir
indah, dialog antar tokoh-tokohnya yang saling bertautan, juga bangunan konflik
yang di bangun, bisa untuk memancing daya emosi dan imajinasi pembaca seakan
kita sendiri yang sedang menonton langsung kejadian itu. Selain itu ending yang
sering tak terduga membuat pembaca tidak saja setia untuk menyusuri kata dan
kalimatnya tapi bahkan bisa larut di dalamnya
3.
KELEMAHAN & KELEBIHAN BUKU
Dari segi cover buku,
Kelebihannya buku ini dengan sampul halus bewarna kuning pastel dengan gambar
baju Kades ditengah dan terdapat gantungan daru tanda tanya. Dari segi cover
tersebut memang cukup cocok dengan judul buku Pelajaran Pertama bagi Calon
Politisi. Kekurangannya dari judul buku, karena banyak remaja yang merasa malas
untuk membaca buku ini begitu melihat kata politisi.
Dari Isinya,
Kelebihan isinya secara keseluruhan menyampaikan pesan tersirat bagaimana
menjadi seseorang yang baik dan berpolitik yang bersih. Telah ditunjukan di dalam cerita apabila kita
berbuat salah tentu kita akan menerima akibatnya.
Dari segi bahasa,
banyak bahasa dari pengarang yang njawani. Memang njawani adalah ciri khas
pengarangm dan sudah dicantumkan maksud kata yang berbahsa jawa. Kekurangannya
adalah masih ada beberapa perkataan Jawa yang tidak dituliskan artinya,
sehingga resensator bingung.
Dari segi cerita,
Kekurangannya adalah Resensator harus membaca dengan serius untuk menemukan
maksud dan pesan tersirat dari cerita
pendek.
Dari segi alur,
terdapat beberapa cerita yang mempunyai alur campuran seperti Sampan Asmara,
Jangan Dikubur Sebagai Pahlawan, RT 03 RW 22 Jalan Belimbing atau Jalan
Asmaradana
4. TINJAUAN BAHASA
Bahasa yang digunakan
pengarang dalam cerita adalah bahasa Indonesia yang njawani (collequalism) dan
bahasa percakapan.
5. KESIMPULAN
Dari buku kumpulan
cerpen tersebut, kita menyimpulkan “Don’t Judge a Book by its cover.” Jangan
mencela buku dari luarnya. Tapi bacalah dahulu, di buku ini sangat sarat akan
pelajaran hidup. Secara keseluruhan dari 15 cerpen ini, pengarang
berhasil mengolah cerita yang mengisahkan masa lalu untuk mejadi bahan petikan
dan tidak membosankan.
Berbicara
tentang manfaat, kumpulan cerpen ini mungkin dapat berkontribusi dalam
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan para pembaca khususnya kalangan muda.
Berbagai amanat yang tertuang dalam baris-baris yang pengarang tulis dapat
dijadikan pelajaran hidup bagi si pembaca. Agar kedepannya dapat menjadi acuan
hidup untuk menghadapi kenyataan sosial masyarakat sekarang.
Kita hidup harus menghargai, menghormati orang lain, suka membantu bila orang lain kesusahan,
harus patriotisme, dan menjaga kepercayaan orang lain terhadap kita.
#semoga bisa membantu, :)